in love
Aku inginkan sapaan, tukar kata dan pertemuan..bukan karena manja yang sedang menghinggapi, bukan karena tak bisa berdiri sendiri diatas keadaan yang tidak menguntungkan, bukan juga karena terlalu lemah dan lelah ketika tak bisa bersama.
Setidaknya…aku ingin berharap tanpa kosong, aku ingin tau dan memastikan diriku sendiri bahwa aku tengah berharap, aku ingin menjadi orang yang berharap bukan dalam diam, aku tidak ingin menjadi orang yang bermimpi di sinag bolong.
Meski tak ada sapa, tukar kata dan tatap muka, mungkin akan jadi biasa ketika semua itu menjadi hal yang tak perlu di permasalahkan, mungkin akan terasa biasa ketika ternyata itu pun dikategorikan berharap nyata. Bukan harapan yang kosong belaka. Karena aku ingin berharap dengan makna, bukan berharap pada angan yang kosong dan mimpi di siang bolong.
Apakah aku salah ketika menginginkan sapaan, tukar kata dan tatap muka? minimall…setidaknya..itu yang akan membuat aku tetap bisa berharap dan melanjutkan harapanku itu, juga sebuah alasan yang berarti kenapa aku harus tetap berharap. Tak perlu setiap hari, bahkan kalopun hanya sekali dalam setahun ataupun sekali selama hidup, ketika itu menjadi sebuah harapan yang nyata, aku pun bisa menerima.
Apakah ketika tak ada sapaan, tukar kata dan tatap muka, maka harapanku itu kosong???ahhh…aku benar-bnar ingin berharap yang penuh makna, memastikan diri bahwa aku memang tetap harus berharap, hidup dengan harapan yang memang nyata.
